di suatu tempat entah dimana
aku berkelana dalam setelan
seperti pakaian seorang tahanan
dengan nomor 025
kulihat ke kanan dan ke kiri
jeruji malang melintang
namun langkah kakiku yang tiada henti
tak luput membawaku pada tiang-tiang besi
kakiku pegal tanpa alas sepatu
dan “sampai” tak jua aku temu
aahh, jemu
aku adalah seorang tahanan
yang meramu perjalanan
tanpa tujuan akhir
terkurung dan murung sendiri
bertemankan takdir
— Gemuruh Guntur